Jumat, 13 Oktober 2017

GUNAKAN INI

Yang kami tulis di blog ini adalah pengalaman kami saat akreditasi 6 bln yang lalu ,Awalnya kami didampingi oleh pendamping DKK tetapi kami merasa tambah semakin bingung karena DKK sukanya teori padahal kita di puskesmas lebih suka yang praktis dan aplikatif .
Karena itu kamu bersama teman teman puskesmas sepakat memakai konsultan skreditasi profesional.
Setelah kami didampingi konsultan ,kami merasa kuat di pemahaman dan untuk dokumen yang diperlukan kami juga sangat disuport seperti

SOP,SK,PEDOMAN,PANDUAN,KAK,RENSTRA,PTP,RUK,RPK,KUISIONER SMD .MMD,KUISIONER KEPUASAN ,KUISIONER AKSES,DAN DOKUMEN TELUSUR.
KARENA KAMI MERASAKAN BANYAK KEMUDAHAN DALAM PROSES AKREDITASI MAKA KAMI INGIN SHARE KE TEMAN PUSKESMAS YANG MEMBUTUHKAN AGAR TIDAK MENGALAMI KESULITAN YANG SAMA SAAT AKREDITASI.
DENGAN BIAYA YG SANGAT EKONOMIS.

Kalo mo MUDAH DAN lengkap sangat terjangkau untuk puskesmas hanya  Rp 250.000 per BAB.(kenapa ….karena kami harus investasi konsultan dg biaya riilnya dan kami ingin berbagi ,harap maklum,)

INI ADALAH FORMAT AKREDITASI PUSKESMAS TERBARU SEHINGGA SANGAT MEMBANTU KAWAN,SEMANGAT SALAM SUKSES
SILAKAN MENCOBA ,KAMI PRAKTISI DI PUSKESMAS SEPERTI   ANDA
Hp ifan Mkes 0821 3760 6464
       Rek bni 044 783 1095















Konsep Safety dan Manajemen Risiko dalam Akreditasi PUSKESMAS



Konsep Safety dan Manajemen Risiko dalam Akreditasi PUSKESMAS dan FKTP (cara menentukan prioritas pelayanan klinis yg paling beresiko)
Manajemen Risiko
Salah satu upaya untuk menurunkan KTD adalah dengan menerapkan manajemen risiko. Risiko adalah kerugian yang mungkin terjadi pada suatu waktu atau kegiatan. Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
Manajemen risiko efektif untuk mengidentifikasi pemicu-pemicu terjadinya KTD, dan apabila manajemen dapat merespon/menindaklanjuti secara tepat waktu maka angka KTD akan dapat diturunkan secara signifikan.
Kita sebelumnya harus membedakan dulu antara Risk dengan Hazard. Risiko adalah kejadian yang tidak diharapkan yang mungkinterjadi pada suatu waktu atau suatu kegiatan. Sedangkan hazard adalah Sesutu yang bisa menimbulkan kerugian atau korban. Sesuatu yang terpapar hazard akan menimbulkan risiko.
Apabila kita merujuk pada multi causal theory dengan menggunakan Swiss Cheese diagram (Reason, 1991) maka trigger atau pemicu terjadinya KTD adalah lack of procedures, punitive policies, mixed message, production pressures, sporadic training, clumsy technology, zero fault tolerance, attention distraction, deferred maintenance. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menangkal pemicu-pemicu tersebut adalah kebijakan dan prosedur, profesionalisme, team, invididual, lingkungan dan equipment.
Secara umum risiko-risiko tersebut dapat digolongkan menurut proses sebagai berikut:
  1. Risiko pada saat akses ke faskes (misalnya kegagalan melakukan akses, keterlambatan akses, salah menuju/memilih tempat pelayanan)
  2. Risiko pada saat pendaftaran (kekeliruan identitas rekam medis, rekam medis tidak ditemukan, kartu identitas tertukar, rekam medis tertukar)
  3. Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan (salah baca hasil pemeriksaan penunjang, salah intepretasi hasil, salah menyusun rencana terapi)
  4. Risiko pada pelaksanaan (tidak sesuai rencana, kesalahan tindakan, kesalahan diit, kesalahan penulisan resep, kesalahan penyediaan obat, pelayanan tidak hygienis, tidak melakukan monitoring)
  5. Risiko pada saat evaluasi dan tindak lanjut
  6. Risiko pada saat kembali ke rumah/masyarakat
Risiko juga bisa dibagi kedalam sumber-sumbernya :
  1. Patient care related risks
  2. Clinical staff related riks
  3. Non clinical staff related risks
  4. Facility related risks
  5. Financial risks
  6. Other risks
Langkah awal yang harus kita lakukan adalah risk analysis yaitu kegiatan menentukan estimasi risiko secara kuantitatif dan kualitatif. Proses mengenali hazard yang mungkin terjadi dan potensi kegawatan dari hazard tersebut. Lingkup dari analisis risiko
  1. Apa yang bisa terjadi?
  2. Kapan itu bisa terjadi
  3. Faktor-faktor apa yang terkait dengan kejadian tersebut
Proses manajemen risiko ada beberapa langkah
  1. Inisiasi – mementukan ruang lingkup manajemen risiko
  2. Identifikasi risiko
    1. Risk identification
Apa yang mungkin salah
  1. Risk analysis
  • Apa kemungkinan terjadi (likelihood/probability)
  • Apa dampaknya (consequences/severity)
    1. Risk evaluation
Berapa tingkat risiko apa ada faktor-faktor yang memitigasi?
  1. Pengendalian risiko
    1. Risk reduction
    2. Risk acceptance
  2. Output
  3. Review
  4. Risk Management Tools
  5. Risk Documentation
Teknik untuk analisa risiko ada tiga yaitu:
  1. Severity Assessment
  2. RCA (root caused analysis)
  3. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

Severity Assessment
Severity assessment menentukan tingakt keparahan risiko, variable yang digunakan untuk menilai keparahan adalah dampak risiko dan probabilitas.
Kemungkinan atau probabilitas dibagi menjadi 5 tingkatan, yaitu
  1. Frequent (sangat sering terjadi, tiap minggu/bulan)
  2. Probable (sering terjadi , beberapa kali/tahun)
  3. Possible (mungkin terjadi, 1 sd 2 kali setahun
  4. Unlikely (jarang terjadi , 2 sd 5 tahun sekali)
  5. Rare (sangat jarang terjadi (> 5 tahun/kali)
Dampak dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu
  1. Extreme
  2. Major
  3. Moderate
  4. Minor
  5. Minimal
Kedua hal tersbut kalau dikombinasikan akan menghasilkan tingkatan keparahan yang dibagi menjadi 4 yaitu
  1. Extreme risk
  2. High risk
  3. Moderate risk
  4. Low risk
Berikut ini adalah table yang menggambarkan tingkat risiko dan contohnya

Tingkat Risiko
Deskripsi
Dampak
1
Minimal
Tidak ada cedera
2
Minor
Cedera Ringan misalnya luka lecet, dapat diatasi dengan P3K
3
Moderat
·      Cedera sedang, missal: luka robek
·      Berkurangnya fungsi motoric/sensorik/psikologis atau intelektual (reversible, tidak berhubungan dengan penyakit
·      Setiap kasus yang memperpanjang perawatan
4
Mayor
·      Cedera luas/berat, missal: catat, lumpuh
·      Kehilangan fungsi / sensorik/psikologi atau intelektual (ireversibel), tidak berhubungan dengan penyakit
5
Extreme
Kematian yang tidak berhubungan dengan penyakit

Matrik risiko gabungan yaitu perkalian dampak dan probability akan terlihat seperti matriks berikut ini:

                         Dampak
Probabilitas
Tak Significant
1
MINOR
2
Moderat
3
Mayor
4
Katatrospik
5
Sangat sering terjadi
(Tiap minggu/bulan)
5
Moderat
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Sering terjadi
(bbrp kali/tahun)
4
Moderat
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Mungkin terjadi
(1 – < 2 tahun/kali)
3
Rendah
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Ekstrim
Jarang terjadi
(> 2 – < 5 th/kali)
2
Rendah
Rendah
Moderat
Tinggi
Ekstrim
Sangat jarang terjadi
( > 5 thn/Kali)
1
Rendah
Rendah
Moderat
Tinggi
Ekstrim





Berdasarkan tingkatan risiko tersebtu akan diambil tindak lanjut, seperti yang terlihat dibawah ini:

LEVEL/BANDS
TINDAKAN
EKSTREM
(SANGAT TINGGI)
Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH
(TINGGI)
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen
MODERATE
(SEDANG)
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap bahaya & kelola risiko
LOW
(RENDAH)
Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan dng prosedur rutin


AKREDITASI PUSKESMAS TERBARU

  KEBAKARAN Kami menyediakan dokumen reakreditasi Puskesmas  5 BAB 2023  TERAKREDITASI PARIPURNA IFAN 0821 3760 6464